Nomor Katalog | : | 7102019.3317 |
Nomor Publikasi | : | 33170.1923 |
ISSN/ISBN | : | |
Frekuensi Terbit | : | Tahunan |
Tanggal Rilis | : | 13 November 2019 |
Tanggal Revisi | : | 26 Desember 2019 |
Bahasa | : | Indonesia |
Ukuran File | : | 2.34 MB |
Abstraksi
Sektor pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan dan jasa pertanian serta sektor kehutanan
dan perikanan menjadi sektor dominan terhadap perekonomian Kabupaten Rembang
dengan kontribusi sebesar 27,00 persen pada tahun 2018. Didukung dengan luas
wilayah yang sebagian besar merupakan lahan pertanian, mata pencaharian
penduduk Kabupaten Rembang juga sebagian besar adalah petani. Oleh karenanya,
kesejahteraan petani merupakan hal yang menjadi prioritas penting tekait peningkatan
kualitas hidup di Kabupaten Rembang. Salah satu indikator yang
dapat digunakan dalam pengukuran tingkat kesejahteraan petani adalah Indeks Nilai
Tukar Petani (NTP).
Selama periode Januari-Desember 2018, Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Rembang menunjukkan pergerakan yang berkisar antara 100,80 hingga 102,60. NTP tertinggi terjadi di bulan September sedangkan NTP terendah terjadi di
bulan Juli. Rata-rata NTP Kabupaten Rembang tahun 2018 sebesar 101,81. Impas/break even akibat
kenaikan/penurunan harga produksi sama dengan kenaikan/penurunan harga barang
atau jasa yang dikonsumsi petani. Jika dibandingkan dengan rata-rata NTP
pada tahun 2017, rata-rata
NTP di tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 1,49 persen, karena rata-rata NTP
pada tahun 2017 tercatat
sebesar 100,31.
Secara umum,
NTP sub sektor hortikultura (98,24) dan sub sektor peternakan (99,56) mempunyai
nilai di bawah 100. NTP tertinggi di sub sektor perikanan
(103,49) dan NTP terendah di sub sektor
hortikultura. Dengan kata lain, tingkat kesejahteraan
petani yang bergerak di sub sektor perikanan
persentase keuntungannya lebih tinggi
dibandingkan petani pada sub sektor lainnya.
Inflasi
pedesaan pada tahun 2018 di Kabupaten Rembang cukup berfluktuasi. Pada tahun 2018 tercatat terjadi 8 bulan inflasi, 4 bulan deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di bulan Oktober sebesar 1,15 persen dan
inflasi terendah di bulan September sebesar 0,06 persen. Inflasi Januari dipicu oleh meningkatnya pengeluaran
subkelompok bahan makanan sebesar 0,30 persen, perumahan sebesar 6,47 persen,
sandang sebesar 0,36 persen, kesehatan sebesar 3,61 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar
4,19. Sedangkan deflasi terjadi di bulan Februari (0,16 persen), Juli
(0,12 persen) dan Agustus (0,39 persen).