Bulan oktober
2019 di Kabupaten Rembang terjadi inflasi sebesar 0,06 persen dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 135,06. Angka tersebut lebih tinggi
bila dibandingkan bulan september 2019 yang mengalami deflasi sebesar
0,22 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang
ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau sebesar 0,51 persen; kelompok perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,34 persen; kelompok Pendidikan,
rekreasi dan Olahraga sebesar 0,37 persen serta Kesehatan dan Sandang
yang masing-masing sebesar 0,06 dan 0,03 persen.
Penyebab
utama inflasi Rembang Oktober 2019 adalah naiknya harga beras, daging
ayam ras, bawang merah, minyak goreng, gula pasir, cumi-cumi, ikan
tongkol, sayur bayam, ketimun, sawi hijau, buah apel, jeruk, rokok
kretek filter, cat tembok, genteng dan ATK sekolah (bolpoint) serta
ongkos jahit dan obat flu. Sedangkan komoditas yang mengalami laju
deflasi adalah turunnya harga komoditas beberapa bahan pokok,
diantaranya cabe merah, cabe rawit, telur ayam ras, ikan belanak, ikan
lele, kerang, sayuran yaitu kangkung dan terong panjang serta buah
melon. Sementara dari kelompok Transpor dan Jasa Keuangan mengalami
deflasi pada subkelompok sarana dan penunjang transport yaitu pada biaya
pemeliharaan/service dan perbaikan ringan kendaraan.
Laju
inflasi tahun kalender Oktober 2019 sebesar 1,94 persen, lebih tinggi
0,06 persen dibandingkan laju inflasi tahun kalender September 2018
yaitu sebesar 1,88 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year”
(Oktober 2019 terhadap Oktober 2018) sebesar 2,58 persen, lebih tinggi
dibandingkan laju inflasi “year on year” (Oktober 2018 terhadap Oktober
2017) yang mengalami inflasi 2,43 persen.
Pada
Oktober 2019 Nasional mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dengan IHK
sebesar 138,40, sedangkan Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,01
persen dengan IHK sebesar 135,83. Dari enam kota SBH di Jawa Tengah, 3
kota mengalami inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi pada Kota
Surakarta sebesar 0,25 persen dengan IHK sebesar 132,16 kemudian diikuti
Kota Tegal dan Kota Kudus sebesar 0,13 persen dan 0,10 persen dengan
IHK masing-masing sebesar 133,95 dan 144,47. Kemudian Kota Purwokerto
mengalami deflasi sebesar 0,08 persen dengan IHK sebesar 134,00, Kota
Cilacap sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 139,83 dan deflasi
terkecil adalah Kota Semarang sebesar 0,06 persen dengan IHK sebesar
135,70.