Survei Ubinan Subround 3 Tahun 2017 BPS Kabupaten Rembang - Berita - Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang

Pada tahun 2024 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Rembang sebesar 91,45 ribu atau 14,02 persen.

Untuk mendapatkan data BPS, silahkan datang ke Pelayanan Statistik Terpadu BPS Kabupaten Rembang, Jl. Pemuda Km.1 Rembang pada hari kerja mulai pukul 08.00 s.d 15.30 WIB.

Saat ini Publikasi Kabupaten Rembang Dalam Angka 2024 sudah tersedia dan dapat diakses disini.

Survei Ubinan Subround 3 Tahun 2017 BPS Kabupaten Rembang

Survei Ubinan Subround 3 Tahun 2017 BPS Kabupaten Rembang

31 Oktober 2017 | Kegiatan Statistik


Angin semilir dan hawa yang sejuk….Ngubin Yuuukkk   

 

Ubinan merupakan survei yang bertujuan untuk mengetahui produktvitas (hasil per hektar) tanaman. Saat ini, tanaman yang dapat diukur produktivitasnya melalui ubinan baru terbatas pada komoditas padi, jagung, kedelai, ubi kayu, kacang tanah dan ubi jalar. Selain angka produktivitas, ubinan juga mencakup data pendukung lainya seperti jenis lahan, cara penanaman, cara pemanenan, penanggulangan organisme pengganggu tanaman (OPT), jenis intensifikasi, jenis variates benih, banyaknya benih, penggunaan pupuk dan pestisida, dan informasi kualitatif lainnya terkait dengan produktivitas.

 

Produksi tanaman pangan diperoleh dengan cara mengkalikan luas panen dengan produktivitas.  Luas panen diperoleh dari pengumpulan data yang dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian (KCD) sedangkan produktivitas diperoleh dari rata rata hasil ubinan yang dilakukan secara bersama oleh Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) bersama dengan petugas Dinas Pertanian. Periode pelaksanaan ubinan terbagi atas 3 (tiga) subround yaitu subround 1 (Januari-April), subround 2 (Mei-Agustus) dan subround 3 (September-Desember). Dan pelaksanaannya mengikuti waktu panen petani.

 

Petugas akan melakukan pengukuran pada plot ubinan untuk rumah tangga yang menjadi sampel. Kemudian dari setiap rumah tangga sampel, akan dipilih satu petak secara acak. Pada petak terpilih ini, akan dipilih satu plot berukuran 2,5 m x 2,5 m. Pada plot tersebut dilakukan kegiatan ubinan. Setelah dilakukan pengukuran pada plot terpilih kemudian dilakukan wawancara dengan responden.

 

Ubinan merupakan salah satu survei rutin yang dilaksanakan setiap subround. Ubinan memiliki tantangan tersendiri yang tidak dijumpai pada survei-survei lainnya. Alat ubinan dengan bobot yang lumayan berat, yang terdiri dari timbangan, pasak, dan batang-batang besi stainless berbagai ukuran serta lokasi ubinan yang terkadang sulit dijangkau karena tidak setiap tanaman dibudidayakan pada lahan yang mudah terjangkau dengan kendaraan, terkadang melewati sungai, jalan yang licin apalagi seperti kondisi sekarang ini yang sudah mulai musim penghujan, yang mana jalan menuju lokasi terkadang susah dilewati, cukup menggambarkan tantangan survei tersebut. Namun, karena sudah menjadi tugas dan tanggung jawab, maka dengan tidak mengendurkan semangat, petugas tetap menyelesaikan ubinan ini demi menghasilkan data yang berkualitas.

 

 

1.       Selasa, 10 Oktober 2017, Tim Ubinan BPS Kabupaten Rembang yang terdiri dari KSK Rembang, KSK Sale dan KSK Sedan melakukan kegiatan ubinan kacang tanah di Kecamatan Sale tepatnya di Desa Rendeng. Medan untuk menuju lokasi ubinan di desa tersebut sangat jauh dengan melewati pematang sawah. Di desa tersebut terdapat 1 sampel plot ubinan kacang tanah dengan berat hasil ubinan sebesar 0,64 kg. Menurut pemilik lahan, hasil ini kurang memuaskan karena pemilik lahan tidak melakukan pemupukan sama sekali dan kecukupan air kurang.  Semisal ada pemeliharaan terhadap tanaman kacang tanah ini dapat menghasilkan berat ubinan mencapai 1-1,5 kg.

 

2.       Rabu, 11 Oktober 2017, masih dengan Tim yang sama, bersama-sama melakukan kegiatan ubinan padi sawah (non irigasi) di Kecamatan Sedan tepatnya di Desa Ngulahan. Medan untuk menuju lokasi ubinan di desa tersebut sedikit sulit, selain jalan berlumpur karena habis diguyur hujan, lokasi sawah juga cukup jauh dari jalan setapak dengan kondisi galengan yang berlumpur.

      Di Desa Ngulahan, dari 1 (satu) plot ubinan padi sawah non irigasi yang terkena sampel diperoleh hasil dengan berat ubinan sebesar 1,73 kg. Menurut pemilik lahan sawah, hasil panen padi sawah tersebut menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena adanya serangan hama wereng. Seharusnya bisa mencapai 2,5 - 3 kg kalau tidak ada serangan hama.

 

      Masih di desa yang sama Tim ini juga  melakukan ubinan jagung hibrida sebanyak 1 (satu) plot yang diperoleh hasil ubinan sebesar 3,64 kg dengan rumpun 24 pohon. Hasil ini juga dirasa kurang memuaskan oleh pemilik lahan karena kurangnya pemberian pupuk. Dengan kondisi yang norma (pemupukan cukup) maka bisa menghasilkan berat ubinan sebesar  5 - 6 kg.

 

3.       Jumat, 13 Oktober 2017, Tim Ubinan BPS Kabupaten Rembang yang terdiri dari KSK Kaliori, KSK Pancur dan KSK Kragan melakukan kegiatan ubinan jagung hibrida di Kecamatan Kragan tepatnya di desa Sumbergayam.  Medan untuk menuju lokasi ubinan di desa tersebut tidak menemui kendala yang berarti. Semua dilalui dengan mudah dan  lancar.

Di desa ini terdapat 3 sampel plot ubinan jagung dengan berat hasil ubinan rata-rata 4,21 kg. Menurut pemilik lahan, hasil ini kurang memuaskan karena kecukupan air kurang, akibatnya jagung tidak berkembang dengan baik sehingga berat panen kurang maksimal.

 

4.       Senin, 30 Oktober 2017, Tim Ubinan BPS Kabupaten Rembang yang terdiri dari KSK Sluke dan KSK Sulang melakukan kegiatan ubinan kacang tanah dan ubi kayu di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang Di desa ini terdapat 4 sampel plot ubinan ubi kayu dengan berat masing-masing 5,30 kg; 8,60 kg; 7,06 kg; 7,20 kg dan 1 plot ubinan kacang tanah dengan berat 2 kg. Hasil ini dirasa pemilik lahan kurang bagus karena kecukupan air kurang dan tidak dilakukan pemupukan.

 

5.       Selasa, 31 Oktober 2017, Tim Ubinan BPS Kabupaten Rembang yang terdiri dari KSK Sluke dan Staf Nerwilis melakukan kegiatan ubinan ubi kayu di Kecamatan Sluke tepatnya di desa Sendangmulyo  Di desa ini terdapat 3 sampel plot ubinan ubi kayu dengan berat hasil ubinan 11,00 kg; 11,06 kg dan15,65 kg. Menurut pemilik lahan, hasil sekarang ini lebih baik dibanding panen sebelumnya karena dapat menghasilkan berat panen yang cukup maksimal.

 

Berbagai kendala dalam melakukan usaha palawija sehingga menyebabkan hasil kurang maksimal (tidak berkembang dengan baik) menurut pengakuan responden, penyebabnya adalah kurangnya pemupukan, serangan hama wereng, dan sistem pengairan yang kurang memadai. Untuk bisa memperoleh produksi yang maksimal, perlu ditunjang adanya sistem pengairan yang cukup memadai sehingga bisa mengontrol ketersediaan air. Dengan adanya sistem pengairan yang baik, pada saat musim kemarau petani tidak kekurangan air dan saat musim penghujan tidak mengalami kebanjiran. Dengan pemupukan yang cukup dan penyemprotan terhadap hama pengganggu tanaman  dapat diperoleh hasil yang cukup memuaskan.

 

Di samping kendala-kendala diatas, kendala lain yang dihadapi selama kegiatan ubinan adalah Blok Sensus (BS) yang terpilih sebagai sampel ubinan sering meleset dari perkiraan karena faktor perubahan cuaca. Artinya subround tertentu di BS tidak mengusahakan tanaman padi atau palawija. Terkadang pada saat listing petani masih mengusahakan tanaman tersebut, namun karena curah hujan yang tinggi ataupun karena faktor kekeringan akhirnya petani tidak dapat memanen tanamannya sesuai dengan perkiraan bulan panen. Faktor hama atau sejenis penyakit yang sering mengganggu perkembangan tanaman, hal ini juga mengakibatkan petani gagal panen sehingga tidak bisa dilakukan ubinan. Kendala lainnya yang sering terjadi adalah terkait dengan waktu panen yang selama ini sering terlewat. Artinya setiap KSK berkunjung/mencari informasi untuk mengecek kapan waktu panen, disini terkadang sudah lewat panen dan petani tidak menginformasikan ke petugas dan sebaliknya terkadang petugas lupa untuk menanyakan kepastian waktu panen ke petani dikarenakan padatnya kerjaan rutin yang harus diselesaikan petugas sebagai koordinator di lapangan.

 

Selama ini petugas (KSK) selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan Dinas pertanian, dalam hal ini KCD dan PPL di kecamatan serta petani yang terkena sampel selaku responden. Semua tata cara mengubin bahkan sampai alat ubinan yang digunakan sudah sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP).

 

Harapannya semoga pelaksanaan ubinan kedepan bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat dan petugas-petugas lapangan bisa mendapatkan informasi waktu panen yang lebih tepat serta kendala-kendala yang terjadi pada saat pengumpulan data di lapangan dapat terselesaikan dengan baik yang akhirnya bisa tercapai hasil yang optimal dan berkualitas. (SR)

 

--- TETAP SEMANGAT dan PIA---

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Kabupaten RembangJl. Pemuda Km. 1

Rembang - Jawa Tengah

Indonesia

59218

Telp/fax. (0295) 691040

Email : bps3317@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik