Survei Sosial Ekonomi Nasional atau lebih
dikenal dengan SUSENAS merupakan salah satu sumber data sosial ekonomi rumah
tangga yang penting di Indonesia. Data yang dihasilkan dari survei ini telah
banyak digunakan oleh berbagai kalangan baik di dalam maupun di luar negeri.
Susenas disamping sebagai salah satu sumber data penting untuk perencanaan dan
evaluasi Program Pembangunan Nasional, Susenas juga menjadi sumber data utama
untuk penyediaan indikator Millenium
Development Goals (MDGs). Oleh karena itu keberlangsungan datanya harus
senantiasa dijaga/dipertahankan dan lebih ditingkatkan kualitas datanya. Tahun
2015 merupakan tahun berakhirnya program MDGs, dan akan dilanjutkan dengan
program Sustainable Development Goals
(SDGs).
Data-data yang dikumpulkan melalui Susenas
ini adalah data yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
meliputi kondisi kesehatan, pendidikan, fertilitas, keluarga berencana,
perumahan, perlindungan sosial dan kondisi sosial ekonomi lainnya.
SUSENAS pertama kali dilaksanakan pada
tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, SUSENAS
dilaksanakan setiap tahun. SUSENAS di desain memiliki 3 modul yaitu Modul
Konsumsi/Pengeluaran Rumah Tangga, Modul Sosial Budaya dan Pendidikan dan Modul
Perumahan dan Kesehatan dan setiap modul dilaksanakan setiap 3 tahun sekali.
Pada
tahun 2011 terjadi perubahan, pengumpulan data konsumsi dan pengeluaran
dilakukan secara triwulan bersamaan dengan Kor. Frekuensi dan banyaknya muatan
Susenas ini dikhawatirkan membuat kejenuhan bagi responden maupun petugas, yang
akhirnya bisa berpotensi menurunkan kualitas data yang diperoleh. Oleh sebab itu BPS melakukan perubahan terhadap
pelaksanaan Susenas 2015, dimana frekuensi pencacahan yang sebelumnya secara
triwulanan menjadi semesteran di tahun 2015 yaitu pada bulan Maret dan bulan
September. Pada bulan Maret 2017 ini, pengumpulan data Susenas dilakukan dengan
menggunakan Kuesioner Kor dan Konsumsi/Pengeluaran.
Guna mempersiapkan pelaksanaan Susenas Maret
2017, maka pada bulan Februari 2017 ini sedang dilaksanakan Pelatihan Petugas Susenas Maret
2017. Ini merupakan persiapan yang sangat strategis dalam setiap survei atau
sensus. Dalam tahap ini berlangsung proses transformasi pengetahuan dan
pembentukan keterampilan seorang petugas yang nantinya akan terjun langsung di
lapangan. Dari pelatihan ini hasil yang diharapkan nantinya petugas mampu
melaksanakan pendataan dengan benar dan lengkap sesuai dengan konsep definisi
yang telah diajarkan dan jadwal yang harus dipatuhi. Perubahan dan perbaikan
Susenas Maret 2017 akan berarti jika
didukung oleh pendataan yang baik dan benar. Oleh karena itu kesinambungan,
ketersediaan dan kualitas data Susenas harus terus dijaga dan ditingkatkan, seiring
dicanangkan bahwa tahun ini adalah tahun kualitas data.
Pelatihan
Petugas Susenas Maret 2017 di Kabupaten Rembang dilaksanakan di Fave Hotel, Jl.
Jend Sudirman No. 8 Rembang. Pelatihan dilaksanakan dalam 3 (tiga) gelombang
dengan total peserta sebanyak 54 peserta. Adapun rinciannya sebagai berikut :
Gelombang I : Tanggal 6-9 Februari 2017
Peserta dari organik BPS
Kabupaten Rembang, sebayak 14 peserta bertugas
sebagai PML.
Gelombang II : Tanggal 10-12 Februari 2017
Peserta dari organik BPS Kabupaten Rembang dan Mitra, sebayak 20 peserta
bertugas sebagai PCL.
Gelombang III : Tanggal 13-15 Februari 2017
Peserta dari organik BPS Kabupaten Rembang dan Mitra, sebayak 20 peserta
bertugas sebagai PCL.
Khusus pelatihan
petugas di gelombang ke-3, selain peserta pelatihan dari organik dan mitra,
disini BPS Kabupaten Rembang juga mengundang peserta 4 orang yaitu dari Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Dinas Kesehatan, Bappeda
dan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rembang. Mereka diundang untuk
mengikuti pelatihan (bukan untuk menjadi petugas lapangan), dengan tujuan agar
dari dinas terkait mengetahui dan memahami akan konsep dan definisi serta
proses bagaimana terbangunnya berbagai indikator sosial ekonomi dari susenas
tersebut.
Pelatihan
dipandu oleh Instruktur Daerah (Inda)
yaitu Kasi Statistik Sosial BPS Kabupaten Rembang, Khaerul Anwar, SST.
Di setiap
gelombangnya, pelatihan dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Kepala BPS Kabupaten Rembang, Amirudin,
S.Si, MMSI. Dalam sambutannya Kepala BPS Kabupaten Rembang menyampaikan
arti pentingnya data susenas untuk penghitungan angka kemiskinan. Beliau juga
menekankan pentingnya data susenas yang berkualitas, apakah selama ini data
susenas yang dikumpulkan setiap tahunnya sudah berkualitas, upaya-upaya apa
yang harus dilakukan untuk perbaikan data susenas ke depan. Disini, beliau
memberikan semangat dan dukungan penuh kepada peserta pelatihan agar nantinya
para petugas dapat bekerja secara optimal, bertanggung jawab dan tepat waktu.
Kepala BPS Kabupaten Rembang mengharapkan bahwa selama mengikuti pelatihan
peserta dapat memahami konsep dan definisi, menerapkan metodologi dan Standard Operating Procedure (SOP) yang
telah diberikan oleh instruktur. Beliau tidak menginginkan dalam pelaksanaan
susenas di Kabupaten Rembang nantinya petugas melakukan kecurangan atau
memanipulasi data (moral hazard).
Pada saat
pembukaan pelatihan juga dibacakan ‘Ikrar’ yang dbawakan oleh 2 orang peserta
dan diikuti oleh seluruh peserta pelatihan. Adapun maksud dari Ikrar tersebut
adalah bahwa petugas siap mensukseskan dan melaksanakan dengan penuh kejujuran
pada pelaksanaan Susenas 2017.
Selanjutnya para
petugas setelah menerima materi dari instruktur kemudian diaplikasikan dalam role playing dengan menghadirkan
responden rumahtangga dari luar. Dalam role
playing ini petugas benar-benar dapat mempraktekkan bagaimana melakukan
wawancara langsung dengan responden, bagaimana petugas menggali
informasi/keterangan (probing) dengan
rumah tangga yang kesemuanya itu akan dihadapi langsung oleh petugas di
lapangan pada saat pelaksanaan pengumpulan data.
Semoga pada
saat pelaksanaan pendataan Susenas di Kabupaten Rembang berjalan dengan lancar
tanpa kendala yang berarti. Petugas dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan nantinya dengan tetap
melakukan koordinasi dengan pengawas masing-masing. Dan di pundak para petugas
lapangan inilah awal kualitas data susenas ditentukan. (SR)