I.
Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia
didefinisikan sebagai proses perluasan
pilihan bagi penduduk (a
process of enlarging the choices of people). Tujuan utama pembangunan
adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang
produktif (United Nation Development Programme
– UNDP).
II.
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan
manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran
kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi
tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang
layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait
banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan digunakan angka harapan hidup
waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator
rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup
layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah
kebutuhan pokok makanan dan bukan makanan, yang dilihat dari rata-rata besarnya
pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian
pembangunan untuk hidup layak.
III.
Komponen Indeks Pembangunan Manusia
1.
Angka Harapan Hidup saat Lahir
- Life Expectancy (e0)
Angka Angka Harapan Hidup
(AHH) saat Lahir didefinisikan sebagai
rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak
lahir.
2.
Rata-rata Lama Sekolah - Mean
Years of Schooling ( MYS)
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan
sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan
formal.
Cakupan penduduk yang
dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. RLS dihitung untuk usia
25 tahun ke atas dengan asumsi pada umur
25 tahun proses pendidikan sudah berakhir. Penghitungan RLS pada usia 25 tahun
ke atas juga mengikuti standard internasional yang digunakan oleh UNDP.
3.
Harapan Lama Sekolah - Expected Years of Schooling
(EYS)
Angka Harapan Lama Sekolah
(HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan
dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
HLS dapat digunakan untuk
mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang.
HLS dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena
mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar. Untuk mengakomodir penduduk yang tidak
tercakup dalam Susenas, HLS dikoreksi dengan siswa yang bersekolah di pesantren.
Sumber data pesantren yaitu dari Direktorat Pendidikan Islam.
4.
Pengeluaran per Kapita
Disesuaikan - Purchasing power parity
(PPP)
Pengeluaran per kapita disesuaikan ditentukan
dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. Rata-rata pengeluaran
per kapita setahun diperoleh dari Susenas Modul, dihitung dari level provinsi
hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil
dengan tahun dasar 2012=100.
Perhitungan paritas daya beli pada metode
baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas non makanan. Metode penghitungannya menggunakan Metode Rao.
Penghitungan
Paritas Daya Beli
•
Pada metode lama, terdapat 27
komoditas yang digunakan dalam menghitung PPP. Pada metode baru, terpilih 96
komoditas dalam penghitungan PPP, dengan pertimbangan:
•
Share
27 komoditas (metode lama) terus menurun dari 37,52 persen pada tahun 1996
menjadi 24,66 persen pada tahun 2012
Rumus Penghitungan Paritas Daya Beli (PPP)
pij :
harga komoditas i di kab/kota j
pik : harga komoditas i di Jakarta
Selatan
m : jumlah komoditas
|
Sumber : Measuring The Real Size of The World Economy, The World
Bank
66 Komoditas Makanan :
No.
|
Komoditi
|
No.
|
Komoditi
|
1
|
Beras
|
34
|
Pepaya
|
2
|
Tepung terigu
|
35
|
Minyak kelapa
|
3
|
Ketela pohon/singkong
|
36
|
Minyak goreng lainnya
|
4
|
Kentang
|
37
|
Kelapa
|
5
|
Tongkol/tuna/cakalang
|
38
|
Gula pasir
|
6
|
Kembung
|
39
|
Teh
|
7
|
Bandeng
|
40
|
Kopi
|
8
|
Mujair
|
41
|
Garam
|
9
|
Mas
|
42
|
Kecap
|
10
|
Lele
|
43
|
Penyedap masakan/vetsin
|
11
|
Ikan segar lainnya
|
44
|
Mie instan
|
12
|
Daging sapi
|
45
|
Roti manis/roti lainnya
|
13
|
Daging ayam ras
|
46
|
Kue kering
|
14
|
Daging ayam kampung
|
47
|
Kue basah
|
15
|
Telur ayam ras
|
48
|
Makanan gorengan
|
16
|
Susu kental manis
|
49
|
Gado-gado/ketoprak
|
17
|
Susu bubuk
|
50
|
Nasi campur/rames
|
18
|
Susu bubuk bayi
|
51
|
Nasi goreng
|
19
|
Bayam
|
52
|
Nasi putih
|
20
|
Kangkung
|
53
|
Lontong/ketupat sayur
|
21
|
Kacang panjang
|
54
|
Soto/gule/sop/rawon/cincang
|
22
|
Bawang merah
|
55
|
Sate/tongseng
|
23
|
Bawang putih
|
56
|
Mie bakso/mie rebus/mie goreng
|
24
|
Cabe merah
|
57
|
Makanan ringan anak
|
25
|
Cabe rawit
|
58
|
Ikang (goreng/bakar dll)
|
26
|
Tahu
|
59
|
Ayam/daging (goreng dll)
|
27
|
Tempe
|
60
|
Makanan jadi lainnya
|
28
|
Jeruk
|
61
|
Air kemasan galon
|
29
|
Mangga
|
62
|
Minuman jadi lainnya
|
30
|
Salak
|
63
|
Es lainnya
|
31
|
Pisang ambon
|
64
|
Roko kretek filter
|
32
|
Pisang raja
|
65
|
Rokok kretek tanpa filter
|
33
|
Pisang lainnya
|
66
|
Rokok putih
|
30 Komiditi Bukan Makanan
No.
|
Komoditi
|
No.
|
Komoditi
|
1
|
Rumah sendiri/bebas sewa
|
16
|
Puskesmas/pustu
|
2
|
Rumah kontrak
|
17
|
Praktek dokter/poliklinik
|
3
|
Rumah sewa
|
18
|
SPP
|
4
|
Rumah dinas
|
19
|
Bensin
|
5
|
Listrik
|
20
|
Transportasi/pengangkutan umum
|
6
|
Air PAM
|
21
|
Pos dan Telekomunikasi
|
7
|
LPG
|
22
|
Pakaian jadi laki-laki dewasa
|
8
|
Minyak tanah
|
23
|
Pakaian jadi perempuan dewasa
|
9
|
Lainnya(batu
baterai,aki,korek,obat nyamuk dll)
|
24
|
Pakaian jadi anak-anak
|
10
|
Perlengkapan mandi
|
25
|
Alas kaki
|
11
|
Barang kecantikan
|
26
|
Minyak Pelumas
|
12
|
Perawatan kulit,muka,kuku,rambut
|
27
|
Meubelair
|
13
|
Sabun cuci
|
28
|
Peralatan Rumah Tangga
|
14
|
Biaya RS Pemerintah
|
29
|
Perlengkapan perabot rumah tangga
|
15
|
Biaya RS Swasta
|
30
|
Alat-alat Dapur/Makan
|
Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Sebelum
penghitungan IPM , setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan
indeks komponen IPM adalah sebagai berikut :
Dimensi Kesehatan
Dimensi Pendidikan
Dimensi Pengeluaran
Menghitung IPM
IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran.
Nilai Minimum dan Maksimum
Komponen IPM Metode Baru
Indikator
|
Satuan
|
Minimum
|
Maksimum
|
UNDP
|
BPS
|
UNDP
|
BPS
|
Angka Harapan
Hidup saat Lahir (AHH)
|
Tahun
|
20
|
20
|
85
|
85
|
Harapan Lama
Sekolah (HLS)
|
Tahun
|
0
|
0
|
18
|
18
|
Rata-rata
Lama Sekolah (RLS)
|
Tahun
|
0
|
0
|
15
|
15
|
Pengeluaran
per Kapita Disesuaikan
|
|
100
(PPP U$)
|
1.007.436* (Rp)
|
107.721 (PPP U$)
|
26.572.352** (Rp)
|
Batas maksimum minimum mengacu pada UNDP
kecuali indikator daya beli
Keterangan:
* Daya beli minimum merupakan garis
kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010
(data empiris) yaitu di Tolikara-Papua
** Daya beli maksimum merupakan nilai
tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu
perkiraan pengeluaran per kapita Jakarta Selatan tahun 2025
II. Mengukur Kecepatan IPM
§ Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu
digunakan ukuran pertumbuhan IPM per tahun.
§ Pertumbuhan IPM menunjukkan perbandingan antara capaian yang telah
ditempuh dengan capaian sebelumnya.
§ Semakin tinggi nilai pertumbuhan, semakin cepat IPM suatu wilayah untuk
mencapai nilai maksimalnya.
PERBEDAAN METODE LAMA DAN METODE BARU
DIMENSI
|
METODE LAMA
|
METODE BARU
|
UNDP
|
BPS
|
UNDP
|
BPS
|
Kesehatan
|
Angka
Harapan Hidup (e0)
|
Angka
Harapan Hidup (e0)
|
Angka
Harapan Hidup (e0)
|
Angka
Harapan Hidup (e0)
|
Pengetahuan
|
1.
Angka Melek Huruf
|
1.
Angka Melek Huruf
|
1. Expected
Years of Schooling
|
1. Expected
Years of Schooling
|
2.
Kombinasi APK
|
2. Mean
Years of Schooling
|
2. Mean
Years of Schooling
|
2. Mean
Years of Schooling
|
Standar
Hidup Layak
|
PDB
per kapita
(PPP
US$)
|
Pengeluaran
per kapita Disesuaikan
|
PNB
per kapita
(PPP
US$)
|
Pengeluaran
per kapita Disesuaikan
|
Agregasi
|
IPM = 1/3 (Ikesehatan
+ Ipengetahunan + Idaya
beli)
|
|