Manual Tautan Peta Situs S&K
Slidebars Logo Logo Berakhlak
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Berita
  • Senarai Rencana Terbit
    • ARC Publikasi BPS
    • ARC BRS
  • Publikasi
  • Berita Resmi Statistik
  • PPID
DATA SENSUS
Beranda » Indeks Pembangunan Manusia

Sosial dan
Kependudukan

Agama

Budaya

Gender

Geografi

Iklim

Indeks Pembangunan Manusia

Kemiskinan

Kependudukan

Kesehatan

Konsumsi dan Pengeluaran

Lingkungan Hidup

Pemerintahan

Pendidikan

Perumahan

Politik dan Keamanan

Sosial

Tenaga Kerja

Ekonomi dan
Perdagangan

Ekspor-Impor

Energi

Industri

Inflasi

Keuangan

Komunikasi

Konstruksi

Nilai Tukar Petani

Pariwisata

Perdagangan

Produk Domestik Regional Bruto (Lapangan Usaha)

Produk Domestik Regional Bruto (Pengeluaran)

Sensus Ekonomi

Transportasi

Upah Buruh

Usaha Mikro Kecil

Pertanian dan
Pertambangan

Hortikultura

Kehutanan

Perikanan

Perkebunan

Peternakan

Tanaman Pangan

Media Sosial
Facebook Instagram
Twitter Youtube
RSS FEEDS
Berita Resmi Statistik
Publikasi
  • Konsep
  • Metodologi
  • Tabel/Indikator
  • Publikasi
  • Tabel Dinamis

I.              Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (a process of enlarging the choices of people). Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif (United Nation Development Programme – UNDP).

II.            Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok makanan dan bukan makanan, yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.

 

III.          Komponen Indeks Pembangunan Manusia

1.       Angka Harapan Hidup saat Lahir -  Life Expectancy  (e0)

Angka Angka Harapan Hidup (AHH) saat Lahir  didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir.

 

2.       Rata-rata Lama Sekolah - Mean Years of Schooling ( MYS)

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal.

Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. RLS dihitung untuk usia 25 tahun ke atas dengan asumsi  pada umur 25 tahun proses pendidikan sudah berakhir. Penghitungan RLS pada usia 25 tahun ke atas juga mengikuti standard internasional yang digunakan oleh UNDP.

 

3.       Harapan Lama Sekolah -  Expected Years of Schooling (EYS)

Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.

HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang.

HLS dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.  Untuk mengakomodir penduduk yang tidak tercakup dalam Susenas, HLS dikoreksi dengan siswa yang bersekolah di pesantren. Sumber data pesantren yaitu dari Direktorat Pendidikan Islam.

 

4.       Pengeluaran per Kapita Disesuaikan  - Purchasing power parity (PPP)

Pengeluaran per kapita disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. Rata-rata pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari Susenas Modul, dihitung dari level provinsi hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100.

Perhitungan paritas daya beli pada metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas non makanan.  Metode penghitungannya menggunakan Metode Rao.

Penghitungan Paritas Daya Beli

•       Pada metode lama, terdapat 27 komoditas yang digunakan dalam menghitung PPP. Pada metode baru, terpilih 96 komoditas dalam penghitungan PPP, dengan pertimbangan:

•       Share 27 komoditas (metode lama) terus menurun dari 37,52 persen pada tahun 1996 menjadi 24,66 persen pada tahun 2012

Rumus Penghitungan Paritas Daya Beli (PPP)

 

pij    : harga komoditas i di kab/kota j

pik   : harga komoditas i di Jakarta Selatan

m    : jumlah komoditas

Sumber : Measuring The Real Size of The World Economy, The World Bank

 

 

 

66 Komoditas Makanan :

No.

Komoditi

No.

Komoditi

1

Beras

34

Pepaya

2

Tepung terigu

35

Minyak kelapa

3

Ketela pohon/singkong

36

Minyak goreng lainnya

4

Kentang

37

Kelapa

5

Tongkol/tuna/cakalang

38

Gula pasir

6

Kembung

39

Teh

7

Bandeng

40

Kopi

8

Mujair

41

Garam

9

Mas

42

Kecap

10

Lele

43

Penyedap masakan/vetsin

11

Ikan segar lainnya

44

Mie instan

12

Daging sapi

45

Roti manis/roti lainnya

13

Daging ayam ras

46

Kue kering

14

Daging ayam kampung

47

Kue basah

15

Telur ayam ras

48

Makanan gorengan

16

Susu kental manis

49

Gado-gado/ketoprak

17

Susu bubuk

50

Nasi campur/rames

18

Susu bubuk bayi

51

Nasi goreng

19

Bayam

52

Nasi putih

20

Kangkung

53

Lontong/ketupat sayur

21

Kacang panjang

54

Soto/gule/sop/rawon/cincang

22

Bawang merah

55

Sate/tongseng

23

Bawang putih

56

Mie bakso/mie rebus/mie goreng

24

Cabe merah

57

Makanan ringan anak

25

Cabe rawit

58

Ikang (goreng/bakar dll)

26

Tahu

59

Ayam/daging (goreng dll)

27

Tempe

60

Makanan jadi lainnya

28

Jeruk

61

Air kemasan galon

29

Mangga

62

Minuman jadi lainnya

30

Salak

63

Es lainnya

31

Pisang ambon

64

Roko kretek filter

32

Pisang raja

65

Rokok kretek tanpa filter

33

Pisang lainnya

66

Rokok putih

 

 

 

 

 

30 Komiditi Bukan Makanan

No.

Komoditi

No.

Komoditi

1

Rumah sendiri/bebas sewa

16

Puskesmas/pustu

2

Rumah kontrak

17

Praktek dokter/poliklinik

3

Rumah sewa

18

SPP

4

Rumah dinas

19

Bensin

5

Listrik

20

Transportasi/pengangkutan umum

6

Air PAM

21

Pos dan Telekomunikasi

7

LPG

22

Pakaian jadi laki-laki dewasa

8

Minyak tanah

23

Pakaian jadi perempuan dewasa

9

Lainnya(batu baterai,aki,korek,obat nyamuk dll)

24

Pakaian jadi anak-anak

10

Perlengkapan mandi

25

Alas kaki

11

Barang kecantikan

26

Minyak Pelumas

12

Perawatan kulit,muka,kuku,rambut

27

Meubelair

13

Sabun cuci

28

Peralatan Rumah Tangga

14

Biaya RS Pemerintah

29

Perlengkapan perabot rumah tangga

15

Biaya RS Swasta

30

Alat-alat Dapur/Makan

 

Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Sebelum penghitungan IPM , setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya.  Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut : 


Dimensi Kesehatan



Dimensi Pendidikan



Dimensi Pengeluaran



Menghitung IPM
IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran.


Nilai Minimum dan Maksimum Komponen IPM Metode Baru

Indikator

Satuan

Minimum

Maksimum

UNDP

BPS

UNDP

BPS

Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH)

Tahun

20

20

85

85

Harapan Lama Sekolah (HLS)

Tahun

0

0

18

18

Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Tahun

0

0

15

15

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan


100

(PPP U$)

1.007.436* (Rp)

107.721 (PPP U$)

26.572.352** (Rp)

Batas maksimum minimum mengacu pada UNDP kecuali indikator daya beli

Keterangan:

*      Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun  2010 (data empiris) yaitu di Tolikara-Papua

**    Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu perkiraan pengeluaran per kapita Jakarta Selatan tahun 2025

 

II.   Mengukur Kecepatan IPM

 

§  Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu digunakan ukuran pertumbuhan IPM per tahun.

§  Pertumbuhan IPM menunjukkan perbandingan antara capaian yang telah ditempuh dengan capaian sebelumnya.

§  Semakin tinggi nilai pertumbuhan, semakin cepat IPM suatu wilayah untuk mencapai nilai maksimalnya.

 

PERBEDAAN METODE LAMA DAN METODE BARU

DIMENSI

METODE LAMA

METODE BARU

UNDP

BPS

UNDP

BPS

Kesehatan

Angka Harapan Hidup (e0)

Angka Harapan Hidup (e0)

Angka Harapan Hidup (e0)

Angka Harapan Hidup (e0)

Pengetahuan

1. Angka Melek Huruf

1. Angka Melek Huruf

1. Expected Years of Schooling

1. Expected Years of Schooling

2. Kombinasi APK

2. Mean Years of Schooling

2. Mean Years of Schooling

2. Mean Years of Schooling

Standar Hidup Layak

PDB per kapita

(PPP US$)

Pengeluaran per kapita Disesuaikan

PNB per kapita

(PPP US$)

Pengeluaran per kapita Disesuaikan

Agregasi

IPM = 1/3 (Ikesehatan + Ipengetahunan +  Idaya beli)

 

 

No. Judul Tabel Update Ket.
Angka Melek Huruf, 2007-2016 2007 - 2016
Rata-Rata Lama Sekolah, 2007-2013 2007 - 2013
Pengeluaran per Kapita, 2007-2013 2007 - 2013
Indeks Pembangunan Manusia (Metode Baru), 2010-2022 23 Nov 2022
Angka Harapan Hidup, 2007-2013 23 Nov 2022
Pengeluaran per Kapita (Metode Baru), 2010-2022 23 Nov 2022
Rata-Rata Lama Sekolah (Metode Baru), 2010-2022 23 Nov 2022
Angka Harapan Hidup (Metode Baru), 2010-2022 23 Nov 2022
Harapan Lama Sekolah (Metode Baru), 2010-2022 23 Nov 2022
Indeks Pembangunan Manusia, 2004-2013 22 Nov 2021
Indikator dan Pertumbuhan IPM di Kabupaten Rembang, 2020 13 Jul 2022 Statistik Dasar
No Judul Publikasi Tanggal Rilis

Tabel Dinamis Subjek Indeks Pembangunan Manusia


1. Pilih Data

[Sembunyikan]
Pilih Subyek, Indikator dan Periode Waktu
Subyek
1.2 Indikator
Indikator:
Karakteristik :
1.3 Waktu
Data Terpilih:

2. Pilih Judul Baris

[Sembunyikan]
Secara default seluruh judul baris akan terpilih

3. Pilih Tata Letak Tabel

[Sembunyikan]
Pilih tata letak untuk menampilkan hasil data
Saat ini Publikasi Kabupaten Rembang Dalam Angka 2022 sudah tersedia dan dapat diakses disini. || Terima kasih bagi para pengguna layanan website BPS Kabupaten Rembang yang telah bersedia mengisi Survei Kebutuhan Data (SKD) tahun 2022.
|| Untuk mendapatkan data BPS, silahkan datang ke Pelayanan Statistik Terpadu BPS Kabupaten Rembang, Jl. Pemuda Km.1 Rembang pada hari kerja mulai pukul 08.00 s.d 15.30 WIB.

Badan Pusat Statistik, Kabupaten Rembang

Jl. Pemuda Km. 1, Rembang - Jawa Tengah, Indonesia, 59218, Telp/fax. (0295) 691040, Email : bps3317@bps.go.id

Untuk tampilan terbaik Anda dapat gunakan berbagai jenis browser kecuali IE, Mozilla Firefox 3-, and Safari 3.2- dengan lebar minimum browser beresolusi 275 pixel.

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik

Semua Hak Dilindungi

  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Berita
  • Senarai Rencana Terbit
  • Publikasi
  • Berita Resmi Statistik
  • PPID
  • Tautan
    • Galeri Infografis
    • Tabel Dinamis
    • Istilah
    • Katalog Datamikro
    • Metadata
    • Reformasi Birokrasi
    • Master File Desa
    • SPK Online
    • Pengaduan
    • LPSE
    • Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
    • Pusat Pendidikan dan Latihan BPS
  • Hak Cipta © Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

Sosial dan
Kependudukan

Agama

Budaya

Gender

Geografi

Iklim

Indeks Pembangunan Manusia

Kemiskinan

Kependudukan

Kesehatan

Konsumsi dan Pengeluaran

Lingkungan Hidup

Pemerintahan

Pendidikan

Perumahan

Politik dan Keamanan

Sosial

Tenaga Kerja

Ekonomi dan
Perdagangan

Ekspor-Impor

Energi

Industri

Inflasi

Keuangan

Komunikasi

Konstruksi

Nilai Tukar Petani

Pariwisata

Perdagangan

Produk Domestik Regional Bruto (Lapangan Usaha)

Produk Domestik Regional Bruto (Pengeluaran)

Sensus Ekonomi

Transportasi

Upah Buruh

Usaha Mikro Kecil

Pertanian dan
Pertambangan

Hortikultura

Kehutanan

Perikanan

Perkebunan

Peternakan

Tanaman Pangan