Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2017 kembali dilaksanakan oleh Badan
Pusat Statistik selama 3 bulan ke depan yaitu bulan Juli-September 2017. SDKI
adalah survei yang dilaksanaan dengan tujuan utama untuk menyediakan informasi
secara rinci tentang kependudukan (kelahiran dan kematian), keluarga berencana
(KB) dan kesehatan (kesehatan reproduksi). SDKI telah dilaksanakan sebanyak 7
kali dan tahun 2017 ini merupakan pelaksanaan yang ke-8 setelah sebelumnya
pelaksanaan SDKI 2012. SDKI 2017
diselenggrakan oleh BPS yang bekerja sama dengan BKKBN dan Kementrian Kesehatan
(Kemenkes). Penyelenggaraan SDKI 2017 ini sebagai tolok ukur untuk mengetahui
keberhasilan pencapaian program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) selama lima tahun terakhir, 2015-2019.
Pelaksanaan
SDKI di Kabupaten Rembang dilakukan oleh Surveyor
Tim 6 SDKI Jateng dengan wilayah tugas meliputi Kabupaten Blora, Rembang,
Grobogan dan Sragen. Tim terdiri dari 8 orang diantaranya 4 orang pencacah WUS,
1 orang pencacah RP, 1 orang pencacah PK/Editor RP, 1 orang pengawas WUS dan 1
orang koordinator (ketua tim). Wilayah tugas yang terkena sampel di Kabupaten
Rembang adalah Desa Glebeg, Kecamatan Sulang dan Desa Sumbang Rejo, Kecamatan
Pamotan. Masing-masing desa terpilih 1 blok sensus.
Kepala BPS Kabupaten Rembang, Amirudin, SSi, MMSI dengan didampingi Kasi Statitsik Sosial, Khaerul
Anwar, SST melakukan supervisi lapangan sekaligus memantau pelaksanaan SDKI
di wilayah Rembang, yaitu di Desa Sumbang Rejo, Kecamatan Pamotan pada tanggal
22 Agustus 2017. Dalam supervisinya, Kepala BPS Kabupaten Rembang memantau
bagaimana petugas melakukan wawancara dengan responden. Barangkali tantangan
yang dihadapi para surveyor adalah keengganan
responden menjawab jujur pertanyaan yang sudah disiapkan petugas, khususnya
pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya sensitif (seperti pemakaian alat KB, kesehatan
reproduksi, dan lain-lain).
Di
waktu yang berbeda, tanggal 23 Agustus 2017 Kabid KB dan Dalduk Dinsos PPKB
Kabupaten Rembang, Priyadi, S.Sos dan perwakilan dari penyuluh KB Kabupaten Rembang juga melakukan supervisi pelaksanaan
SDKI di Desa Glebeg Kecamatan Sulang dengan didampingi Kepala BPS Kabupaten Rembang dan Kasi Statistik Distribusi, Winarso, SST.
Bukan
perkara mudah untuk mendapatkan hasil survei seperti yang diharapkan. Artinya
disini perlu kerja keras bersama dan komitmen dari semua pihak terutama dalam
mengatasi berbagai kendala yang ada di lapangan seperti karakteristik responden
masyarakat yang sangat beragam.
Jadi
SDKI bukan semata-mata mengklasifikasikan responden tetapi bertujuan untuk
mengukur semua aspek kesehatan. Termasuk diantaranya tingkat kelahiran dan
kematian hingga pemakaian alat kontrasepsi yang banyak digunakan dan diminati
oleh masyarakat.
Diharapkan,
pelaksanaan SDKI 2017 dapat menghasilkan data yang sebenarnya, karena data
tersebut diperlukan sebagai dasar rujukan dalam melakukan evaluasi terhadap
pencapaian pembangunan di bidang kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan
di Indonesia pada umumnya dan di Kabupaten Rembang khususnya.
Dan
akhirnya semoga pelaksanaan SDKI 2017 berjalan dengan lancar dan segala upaya
yang telah dilakukan dalam pelaksanaan program kependudukan keluarga berencana
dan kesehatan dapat mencapai sasaran yang diinginkan, terutama masalah
penurunan angka kelahiran total (TFR), peningkatan CPR (angka prevalensi
pemakaian kontrasepsi) dan penurunan Unmeet
Need (orang yang ingin ber-KB tetapi belum terlayani). (SR)
....keep spirit and good
luck....