Bulan Agustus 2015 di Kabupaten Rembang terjadi inflasi sebesar 0,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,74. Angka tersebut lebih tinggi bila dibanding bulan Agustus 2014 yang mengalami inflasi sebesar 0,36 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,61 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,33 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,30 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 2,61 persen. Sedangkan kelompok sandang dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,04 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terhadap terjadinya inflasi diantaranya adalah: beras, daging ayam ras, daging sapi, bandeng, kakap merah, telur ayam ras, telur ayam kampung, kacang panjang, cabe merah, cabe rawit, rokok kretek filter, tukang bukan mandor, facial, sikat gigi dan perguruan tinggi.
Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi antara lain: lele, mujair, tongkol, bayam, kangkung, kol putih, nangka muda, tomat sayur, wortel, jeruk, pisang, bawang merah dan minyak goreng.
Jawa Tengah pada Agustus 2015 mengalami inflasi sebesar 0,29 persen. Dari enam kota SBH di Jawa Tengah, semuanya mengalami inflasi. Kota Cilacap mengalami inflasi sebesar 0,24 persen dengan IHK sebesar 123,35, Kota Surakarta sebesar 0,19 persen dengan IHK sebesar 118,50, Kota Semarang sebesar 0,28 persen dengan IHK sebesar 120,68 dan Kota Kudus sebesar 0,60 persen dengan IHK sebesar 126,58. Sedangkan Kota Purwokerto dan Kota Tegal mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,13 persen dan 0,38 persen dengan IHK 119,02 dan 117,69.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Agustus 2015) sebesar 1,74 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) sebesar 5,58 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 yang mengalami inflasi 4,93 persen.