Bulan September 2015 di Kabupaten Rembang terjadi deflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,69. Angka tersebut lebih rendah bila dibanding bulan September 2014 yang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,66 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,12 persen. Sedangkan lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau mengalami inflasi sebesar 0,49 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,05 persen; kelompok sandang sebesar 0,07 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,20 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terhadap terjadinya deflasi diantaranya adalah: daging ayam kampung, daging ayam ras, mujair, telur ayam kampung, telur ayam ras, nangka muda, sawi hijau, bawang merah, cabe merah, cabe rawit dan minyak goreng.
Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya inflasi antara lain: beras, salak, bawang putih, kue kering, rokok kretek filter, kontrak rumah, sewa rumah, emas perhiasan dan taman kanak-kanak.
Jawa Tengah pada September 2015 mengalami deflasi sebesar 0,15 persen. Dari enam kota SBH di Jawa Tengah, empat kota mengalami deflasi dan dua kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami deflasi adalah Purwokerto (0,02 persen); Surakarta (0,45 persen); Semarang (0,18 persen) dan Tegal (0,14 persen). Sedangkan kota yang mengalami inflasi adalah Cilacap dan Kudus, masing-masing sebesar 0,06 persen dan 0,28 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-September 2015) sebesar 1,69 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (September 2015 terhadap September 2014) sebesar 5,47 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 yang mengalami inflasi 5,09 persen.