Bulan Februari 2016 di Kabupaten Rembang terjadi deflasi sebesar 0,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,15. Angka tersebut lebih tinggi bila dibanding bulan Februari 2015 yang mengalami deflasi sebesar 0,38 persen.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,16 persen; kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,05 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,20 persen. Sedangkan kenaikan indeks terjadi di kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau; kelompok sandang dan kelompok kesehatan, masing-masing sebesar 0,78 persen; 0,08 persen dan 0,10 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terhadap terjadinya deflasi diantaranya adalah: beras, daging ayam ras, bandeng, telur ayam ras, bayam, kangkung, wortel, jeruk, bawang merah, cabe rawit, semen dan gas elpiji 3 kg.
Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya inflasi antara lain: bawang putih, kelapa, minyak goreng, ayam goreng, mie, nasi dengan lauk, emas perhiasan, pasta gigi dan shampo.
Jawa Tengah pada Februari 2016 mengalami deflasi sebesar 0,24 persen dengan IHK sebesar 122,12. Dari enam kota SBH di Jawa Tengah, semuanya mengalami deflasi. Kota Cilacap mengalami deflasi sebesar 0,11 persen dengan IHK sebesar 125,18; Kota Purwokerto sebesar 0,29 persen dengan IHK sebesar 132,81; Kota Surakarta sebesar 0,11 persen dengan IHK sebesar 120,32 dan Kota Tegal sebesar 0,21 persen dengan IHK sebesar 119,75. Sedangkan Kota Kudus dan Kota Semarang masing-masing mengalami deflasi sebesar 0,23 persen dan 0,30 persen dengan IHK sebesar 128, 50 dan 121,88.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Februari 2016) inflasi sebesar 0,25 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Februari 2016 terhadap Februari 2015) sebesar 3,70 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yang mengalami inflasi 5,36 persen.