Bulan September 2016 di Kabupaten Rembang terjadi inflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,32. Angka tersebut lebih tinggi bila dibanding bulan September 2015 yang mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,18 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan dan kelompok sandang mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,11 persen dan 0,02 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terhadap terjadinya inflasi diantaranya adalah: bawang merah, bawang putih, cabe merah, minyak goreng, rokok kretek, rokok putih, tarif listrik dan tarif pulsa ponsel.
Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi antara lain: daging ayam ras, telur ayam ras, tomat sayur, apel, jeruk, cabe rawit dan gula pasir.
Jawa Tengah pada September 2016 mengalami inflasi sebesar 0,09 persen dengan IHK sebesar 123,69. Dari enam kota SBH di Jawa Tengah, semuanya mengalami inflasi. Kota Cilacap mengalami inflasi sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 126,96; Kota Purwokerto sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 121,81; Kota Surakarta sebesar 0,06 persen dengan IHK sebesar 121,43 dan Kota Tegal sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 121,91. Sedangkan Kota Kudus dan Kota Semarang masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,04 persen dan 0,13 persen dengan IHK sebesar 129,70 dan 123,60.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-September 2016) sebesar 1,13 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 2,17 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yang mengalami inflasi 5,47 persen.