Bulan Desember 2016 di Kabupaten Rembang terjadi inflasi sebesar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,08. Angka tersebut lebih rendah bila dibanding bulan Desember 2015 yang mengalami inflasi sebesar 0,83 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,28 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,11 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,06 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,54 persen. Sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,06 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terhadap terjadinya inflasi diantaranya adalah: daging ayam ras, daging sapi, telur ayam ras, kol putih, terong, jeruk, melon, bawang putih, cabai rawit, gula pasir dan rokok kretek filter.
Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi antara lain: bandeng, mujair, ketimun, sawi hijau, wortel, apel, salak, bawang merah, cabe merah dan emas perhiasan.
Jawa Tengah pada Desember 2016 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen dengan IHK sebesar 124,71. Dari enam kota SBH di Jawa Tengah, lima diantaranya mengalami inflasi. Kota Cilacap mengalami inflasi sebesar 0,09 persen dengan IHK sebesar 127,81; Kota Purwokerto sebesar 0,37 persen dengan IHK sebesar 123,23; Kota Kudus sebesar 0,30 persen dengan IHK sebesar 131,20; Kota Surakarta sebesar 0,30 persen dengan IHK sebesar 122,41 dan Kota Semarang sebesar 0,20 persen dengan IHK sebesar 124,59. Sedangkan Kota Tegal mengalami deflasi sebesar 0,09 persen dengan IHK sebesar 122,49.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember 2016) dan laju inflasi “year on year” 2016 sebesar 1,75 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yang mengalami inflasi 2,66 persen.