Bulan Februari 2017 di Kabupaten Rembang terjadi inflasi sebesar 0,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,29. Angka tersebut lebih tinggi bila dibanding bulan Januari 2016 yang mengalami deflasi sebesar 0,16 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,26 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,46 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 1,07 persen; kelompok sandang sebesar 0,39 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,01 persen dan 0,41 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terhadap terjadinya inflasi diantaranya adalah: bawang merah, cabe rawit, minyak goreng, rokok kretek filter, sewa rumah, tukang bukan mandor dan tarif listrik.
Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi antara lain: beras, daging ayam ras, telur ayam ras, kol putih/kubis, sawi hijau, apel, jeruk, cabe merah dan gula pasir.
Jawa Tengah pada Februari 2017 mengalami inflasi sebesar 0,51 persen dengan IHK sebesar 126,80. Dari enam kota SBH di Jawa Tengah, semuanya mengalami inflasi. Kota Cilacap mengalami inflasi sebesar 0,69 persen dengan IHK sebesar 130,74; Kota Purwokerto sebesar 0,56 persen dengan IHK sebesar 125,23; Kota Kudus sebesar 0,93 persen dengan IHK sebesar 134,22; Kota Surakarta sebesar 0,48 persen dengan IHK sebesar 124,43 dan Kota Semarang sebesar 0,44 persen dengan IHK sebesar 126,53. Sedangkan Kota Tegal mengalami inflasi sebesar 0,32 persen dengan IHK sebesar 124,08.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Februari 2017) sebesar 1,76 persen dan laju inflasi “year on year” (Februari 2017 terhadap Februari 2016) sebesar 7,18 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang mengalami inflasi 3,78 persen.