Bulan Maret 2017 di Kabupaten Rembang terjadi deflasi sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,17. Angka tersebut lebih rendah bila dibanding bulan Februari 2017 yang mengalami inflasi sebesar 0,48 persen.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,90 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,03. Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,44 persen dan kelompok sandang sebesar 0,20 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dan 0,02 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi antara lain: beras, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar (cumi-cumi, kerang, mujair, udang, bandeng, belanak, kembung), ikan asin peda, kol putih/kubis, buncis, kentang, timun, tomat sayur, apel, jeruk pepaya, salak, cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, gula merah, gula pasir dan tarif pulsa ponsel.
Komoditas yang memberikan sumbangan terhadap terjadinya inflasi diantaranya adalah: mie kering, kembang kol, labu siam, wortel, kelapa, minyak goreng, sirup, daun pintu, keramik, sabun detergen bubuk, laptop, kulkas, lemari pakaian, tarif listrik dan bensin.
Jawa Tengah pada Maret 2017 mengalami deflasi sebesar 0,12 persen dengan IHK sebesar 126,65. Dari enam kota SBH di Jawa Tengah, semuanya mengalami deflasi. Kota Cilacap mengalami deflasi sebesar 0,11 persen dengan IHK sebesar 130,59; Kota Purwokerto sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 125,22; Kota Kudus sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 134,15; Kota Surakarta sebesar 0,15 persen dengan IHK sebesar 124,24 dan Kota Semarang sebesar 0,14 persen dengan IHK sebesar 126,35. Sedangkan Kota Tegal mengalami deflasi sebesar 0,11 persen dengan IHK sebesar 123,94.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2017) sebesar 1,67 persen dan laju inflasi “year on year” (Maret 2017 terhadap Maret 2016) sebesar 7,00 persen, lebih tinggi dibandingkan laju inflasi “year on year” (Maret 2016 terhadap Maret 2015) yang mengalami inflasi 3,93 persen.