Bulan September 2017 di Kabupaten Rembang terjadi inflasi sebesar 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,19. Angka tersebut lebih tinggi bila dibanding bulan Agustus 2017 yang mengalami deflasi sebesar 0,69 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,58 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,39; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,22 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan air sebesar 0,07 dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan sebesar 0.12 persen. Sedangkan kelompok sandang tidak mengalami perubahan indeks/relatif stabil.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah beras, rokok kretek filter, salak, apel, dan kolam renang.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah bawang putih, daging ayam ras, gula pasir, bawang merah, dan telur ayam ras.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-September 2017) sebesar 2,48 persen dan laju inflasi “year on year” (September 2017 terhadap September 2016) sebesar 3,11 persen, lebih rendah dibandingkan laju inflasi “year on year” (September 2016 terhadap September 2015) yang mengalami inflasi 3,78 persen.
Jawa Tengah pada September 2017 mengalami inflasi sebesar 0,20 persen dengan IHK sebesar 128,12. Dari enam kota SBH di Jawa Tengah, 4 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,34 persen dengan IHK sebesar 128,07 diikuti Kota Cilacap sebesar 0,25 persen dengan IHK sebesar 132,12; Kota Tegal sebesar 0,12 persen dengan IHK sebesar 126,19 dan Kota Kudus sebesar 0,10 persen dengan IHK sebesar 135,51. Sedangkan 2 kota lainnya yaitu Purwokerto dan Surakarta mengalami deflasi yang sama besar yaitu 0,06 persen, dengan IHK dikota Purwokerto sebesar 126,71 dan IHK di kota Surakarta sebesar 124,64.