Perbaharui Data Produksi Beras dengan Metode KSA - Berita - Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang

Pada tahun 2024 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Rembang sebesar 91,45 ribu atau 14,02 persen.

Untuk mendapatkan data BPS, silahkan datang ke Pelayanan Statistik Terpadu BPS Kabupaten Rembang, Jl. Pemuda Km.1 Rembang pada hari kerja mulai pukul 08.00 s.d 15.30 WIB.

Saat ini Publikasi Kabupaten Rembang Dalam Angka 2024 sudah tersedia dan dapat diakses disini.

Perbaharui Data Produksi Beras dengan Metode KSA

Perbaharui Data Produksi Beras dengan Metode KSA

5 November 2018 | Kegiatan Statistik


Kebijakan ketahanan pangan merupakan prioritas nasional yang tertuang di dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018. Kebijakan tersebut ditempuh melalui peningkatan produksi pangan dan program prioritas pembangunan sarana dan prasarana pertanian.

 

Selama tahun 2018 ini BPS telah melaksanakan serangkaian kegiatan guna mendukung prioritas nasional tersebut. Di antaranya Survei Ubinan, Survei Pertanian Antar Sensus 2018 (SUTAS), Survei dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA), dan Survei Konversi Gabah ke Beras (SKGB).

 

Untuk survei dengan metode KSA, dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap sampel segmen yang dibentuk dari citra satelit dan bertujuan untuk mengestimasi luasan dalam periode pendataan yang relatif pendek.


Tidak terasa pelaksanaan Survei Kerangka Sampel Area (KSA) sudah hampir satu tahun lamanya di tahun 2018 ini dan di tahun sebelumnya metode ini juga sudah diujicobakan di bulan Mei-Agustus 2017. Banyak cerita suka duka dari rekan-rekan yang tidak lain adalah para petugas pengumpul data di lapangan. Hujan, panas terik, gunung, sungai, hutan semua dijalani petugas dengan penuh semangat. Ditambah lagi kondisi akses jalan yang terkadang sulit menuju ke lokasi responden (sawah/kebun/tegalan). Itu semua tidak menyurutkan semangat petugas dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya hanya untuk satu tujuan yaitu data pertanian yang lebih baik, akurat dan berkualitas.

 

Pelaksanaan KSA itu sendiri dilakukan setiap tanggal 25-30 di setiap akhir bulannya. Adapun tujuan KSA adalah untuk mengestimasi luas panen padi secara lebih akurat dengan cara mengumpulkan foto tanaman padi pada berbagai fase tanam yaitu mulai fase pengolahan lahan hingga fase pengolahan pasca panen (satu musim tanam).

 

Metode ini merupakan hasil kerjasama antara BPS bersama dengan lembaga lain seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Informasi Geospasial (BIG), Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

 

Metode KSA memanfaatkan perkembangan teknologi terkini. Yaitu pencitraan satelite imagery, salah satu jenis big data dan ponsel berbasis android, yang telah diinstal aplikasi KSA. Sehingga petugas survei pun dapat mengamati kondisi lahan apakah berada dalam kondisi fase persiapan lahan, fase vegetatif, fase generatif, fase panen, lahan puso, lahan sawah bukan padi, atau lahan bukan sawah serta memotret hasil pertumbuhan padi di lokasi titik koordinatnya yang pada akhirnya diperoleh data pertanian yang objektif, akurat, cepat dan terupdate.

 

Setelah diperiksa lewat satelit, petugas akan datang ke setiap titik untuk memotret dan mengirimkan pertumbuhan tanaman lewat aplikasi yang dibuat BPS dan BPPT. Pengaturan juga dilakukan supaya petugas harus melakukan pemotretan sesuai lokasi sampel penugasannya.

Belakangan isu terkait akurasi data statistik produksi beras menjadi salah satu isu dan polemik di berbagai kalangan. Hal ini karena besar peranannya dalam pengambilan kebijakan pangan yang berkaitan dengan penentuan harga pangan. Sebelum ada perhitungan dengan metode baru KSA ini, perhitungan data produksi gabah dan beras dilakukan dengan metode pengamatan mata petugas sebagai pengumpul data (eye estimate). Pada prakteknya metode ini mudah dilaksanakan di lapangan, tetapi masih memiliki kekurangan, yaitu rendahnya akurasi dan waktu pengumpulan data yang cukup lama.

 

Secara garis besar, tahapan perhitungan produksi beras dimulai dari perhitungan luas lahan baku sawah nasional, perhitungan luas panen dengan Kerangka Sampel Area (KSA), perhitungan tingkat produktivitas lahan per hektare, serta perhitungan angka konversi dari gabah kering panen (GKP) ke gabah kering giling (GKG) dan angka konversi dari GKG ke beras.

 

Dengan begitu, metode KSA dapat  menghitung produksi gabah nasional serta penyusutannya dalam proses produksi. Nantinya, gabah kering panen (GKP) petani bakal ditelusuri ke gabah kering giling di penggilingan hingga diproses menjadi beras.  Sehingga hasil akhir BPS nantinya sudah berupa neraca beras. (SR)

 

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Kabupaten RembangJl. Pemuda Km. 1

Rembang - Jawa Tengah

Indonesia

59218

Telp/fax. (0295) 691040

Email : bps3317@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik